PENDAHULUAN
Kehidupan manusia di abad kedua puluh
satu sangat berbeda dari abad sebelumnya.
Abad ke-21 disebut sebagai "abad
keterbukaan" atau "abad globalisasi". Abad
ke-21 ditandai dengan peningkatan pesat
dalam otomasi dan teknologi informasi.
Mesin komputer dan produksi mulai
menggantikan pekerjaan manusia.
Kemajuan teknologi pada abad ke-21 telah
memasuki banyak aspek kehidupan
manusia, termasuk pendidikan. Baik guru
maupun siswa harus memiliki kemampuan
mengajar di abad ke-21 ini. Untuk bertahan
dalam abad pengetahuan di era informasi ini,
guru dan siswa harus menghadapi banyak
tantangan dan peluang.
Pendidikan merupakan salah satu pilar
penting dalam pembangunan suatu bangsa.
Pendidikan yang berkualitas dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang
kompeten dan berdaya saing dapat
menjawab tantangan abad ke-21.
Salah satu faktor yang penting dalam
pendidikan adalah penggunaan bahan ajar
yang tepat. Bahan ajar merupakan salah satu
komponen penting dalam proses
pembelajaran. Bahan ajar yang berkualitas
dapat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran dan mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Widodo dan Jasmadi dalam buku
(Lestari, 2013) menyatakan bahwa bahan
ajar adalah seperangkat sarana atau alat
pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan
cara mengevaluasi yang didesain secara
sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
mencapai kompetensi dan subkompetensi
dengan segala kompleksitasnya. (Magdalena
et al., 2020).
Bahan ajar inovatif adalah bahan ajar yang
menggunakan pendekatan dan metode
pembelajaran yang baru dan kreatif. Bahan
ajar inovatif dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dan membantu mereka
mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Bahan ajar yang baik, standard dan inovatif
dapat meningkatkan prestasi belajar peserta
didik karena peserta didik temotivasi untuk
menggunakan bahan ajar di dalam kelas saat
proses pembelajaran berlangsung dan di luar
kelas untuk pengayaan dan belajar mandiri
(Situmorang, 2013).
Bahan ajar dapat berbentuk cetak dan digital.
Hal ini senada dengan pendapat Fajri (2018)
bahwa bahan ajar dapat berbentuk tulis dan
non tulis. Bahan ajar berbentuk cetak seperti
handout, buku pelajaran, modul dan
programmed matherials (Hermawan,
dkk.,2012) sedangkan noncetak seperti
realita, audio, video, OHP (Sitohang, 2014),
audio visual, Irawati & Saifuddin, 2018) dan
e-book (Ardiansyah, dkk.,2016)
Pada era digital ini, artificial intelligence
(AI) telah berkembang pesat dan memiliki
potensi untuk merevolusi pendidikan.
Pemanfaatan artificial intelligence (AI)
untuk menyusun bahan ajar inovatif