Page | 1
Volume X Nomor X Januari 2024
E-ISSN: 0000-0000 | P-ISSN: 0000-0000
https://jurnaledu.com/index.php/je
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERLANDASKAN PADA TEORI
BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME
Irawati Rahayu, S.Pd (23861002), Dosen : Dr.H. Jamilah, SH.,M.Pd.
Pascasarjana Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut
irawatirahayu34@gmail.com
ABSTRACT
"Design" refers to systematic activities, structures and frameworks. It is a systematic process that
transforms learning principles into doable learning materials and activities. It is used in the
context of learning. Analysis of students' learning environment, design of learning procedures,
creation of learning materials, implementation of learning systems, and thorough learning
assessment are all parts of the learning design planning process, which includes determining the
most efficient learning methods to improve students' skills.
The position of theory in learning design is very important as it ensures the systematic
development of teaching by using the right theory to guarantee the quality of learning. The
selection of an appropriate theory is an important part of learning design because the theory
shapes a systematic and communicative learning experience. In conclusion, this abstract provides
an overview of the concept of learning design, emphasises the importance of theory in learning
design, and discusses the application and critique of behaviourism and cognitiveism learning
theories in education. In addition, the main figures, principles, and criticisms are also discussed.
Keywords: Learning Design, Learning Theories, Behaviourism, Cognitivism.
ABSTRAK
"Desain" mengacu pada aktivitas, struktur, dan kerangka kerja yang sistematis. Ini adalah proses
sistematis yang mengubah prinsip-prinsip pembelajaran menjadi materi dan aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan. Ini digunakan dalam konteks pembelajaran. Analisis
lingkungan belajar siswa, desain prosedur pembelajaran, pembuatan materi pembelajaran,
penerapan sistem pembelajaran, dan penilaian pembelajaran menyeluruh adalah semua bagian
dari proses perencanaan desain pembelajaran, yang mencakup penentuan metode pembelajaran
yang paling efisien untuk meningkatkan keterampilan siswa.
Posisi teori dalam desain pembelajaran sangat penting karena memastikan
pengembangan pengajaran yang sistematis dengan menggunakan teori yang tepat untuk
menjamin kualitas pembelajaran. Pemilihan teori yang tepat adalah bagian penting dari desain
pembelajaran karena teori membentuk pengalaman belajar yang sistematis dan komunikatif.
Sebagai kesimpulan, abstrak ini memberikan gambaran umum tentang konsep desain
pembelajaran, menekankan pentingnya teori dalam desain pembelajaran, dan membahas
aplikasi dan kritik teori pembelajaran behaviorisme dan kognitifisme dalam pendidikan. Selain
itu, tokoh-tokoh utama, prinsip-prinsip, dan kritiknya juga dibahas.
Kata kunci : Desain Pembelajaran, Teori Pembelajaran, Behaviorisme, Kognitifisme.
Journal of Educaon
Page | 2
PENDAHULUAN
Belajar adalah proses di dalam
diri seseorang yang mengubah tingkah
lakunya melalui berpikir, bersikap, dan
bertindak. Pembelajaran adalah proses
transfer ilmu yang melibatkan semua
elemen dunia pendidikan, termasuk
peserta didik, guru, materi, tujuan, dan
alat. Pembelajaran yang disertai atau
direncanakan harus efektif dan efisien
sehingga tujuan pembelajaran tercapai
dan diterima dengan baik oleh peserta
didik, dan tujuan nasional guru dapat
dicapai. Dalam proses pendidikan dan
pembelajaran seiring dengan
perkembangan sistem pendidikan di
Seluruh komponen masyarakat
Indonesia, khususnya mereka yang
terkait langsung dengan pendidikan,
diharapkan untuk mengembangkan
pendidikan dengan cara yang lebih
inovatif dan profesional. Selain itu, para
pelaku pendidikan diharapkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
bersama untuk memenuhi kebutuhan dan
tantangan pendidikan. Proses atau
pengembangan yang dikenal sebagai
desain pembelajaran adalah proses atau
pengembangan yang dilakukan secara
sistematis dan spesifikasi pembelajaran
dengan menggunakan teori belajar dan
pembelajaran untuk memastikan kualitas
pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran modern menekankan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, juga
dikenal sebagai HOTS. Keterampilan 4c
terdiri dari kreativitas dan inovasi,
pemikiran kritis dan penyelesaian
masalah, komunikasi, dan kerja sama.
Selain itu, pendidik di abad ke-21
diminta untuk menerapkan pendekatan
saintifik dalam proses pendidikan. Salah
satu elemen penting dalam keberhasilan
pembelajaran di kelas adalah teori
pembelajaran. Keberhasilan
pembelajaran di kelas tidak tergantung
pada kemampuan guru untuk membuat
teori. Teori belajar adalah dasar untuk
membuat desain pembelajaran yang
akan digunakan. Empat teori belajar
umumnya digunakan dalam
pembelajaran. Salah satunya adalah teori
belajar behavioristik dan teori belajar
kognitif.
METODE PENELITIAN
Studi kepustakaan atau studi
kepustakaan adalah pendekatan yang
digunakan dalam pembuatan jurnal ini.
Peneliti berusaha mengumpulkan data
kepustakaan, membaca, mencatat, dan
mengolah berbagai informasi tentang
rancangan pembelajaran berbasis teori
behaviorisme dan teori kognitifisme.
Page | 3
Volume X Nomor X Januari 2024
E-ISSN: 0000-0000 | P-ISSN: 0000-0000
https://jurnaledu.com/index.php/je
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Pembelajaran
Istilah Desain atau rancangan
berarti struktur, bingkai atau garis besar,
dan ketertiban atau kegiatan sistematis
(Dragon dan Collay, 2001). Selain itu,
desain atau rancangan dapat diartikan
sebagai proses perencanaan sistematis
yang dilakukan sebelum kegiatan atau
implementasi. (Smith dan Lagan, 1993,
Hal. 4).
Definisi lain dari desain sistem
pembelajaran diusulkan oleh Smith dan
Ragan (1993). Artinya, “suatu proses
sistematis yang dilakukan dengan
mentransformasikan prinsip belajar dan
pembelajaran menjadi desain yang dapat
diimplementasikan dalam materi dan
kegiatan pembelajaran”. (H.12)
Perencanaan, dalam pendidikan
atau ilmu administrasi pendidikan,
berarti "persiapan menyusun suatu
keputusan berupa langkah-langkah
penyelesaian suatu masalah atau
pelaksanaan suatu pekerjaan yang
terarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Menurut definisi, desain pembelajaran
adalah proses untuk menentukan metode
pembelajaran yang paling efektif untuk
menghasilkan perubahan dan
keterampilan pada peserta didik dalam
arah yang diinginkan (reigeluth).
Rencana tindakan yang terintegrasi
mencakup elemen tujuan, teknik, dan
evaluasi untuk memecahkan masalah
atau memenuhi kebutuhan (briggs).
Dalam kebanyakan kasus, desain
sistem pembelajaran dimulai dengan
memberikan penjelasan tentang masalah
pembelajaran yang sebenarnya. Setelah
masalah tersebut ditentukan, langkah
berikutnya adalah menemukan solusi
alternatif untuk menanggapi masalah
tersebut.
Lima langkah penting diperlukan
untuk merancang sistem pembelajaran:
1. Analisis lingkungan siswa dan
kebutuhan belajar;
2. Membuat dan merancang prosedur
pembelajaran yang efektif, efisien, dan
sesuai dengan lingkungan dan
kebutuhan belajar siswa;
3. Membuat bahan untuk digunakan
dalam kegiatan pembelajaran;
4. Melaksanakan desain sistem
pembelajaran; dan
5. Melakukan penilaian formatif dan
menyeluruh program pembelajaran.
B. Kedudukan Teori dalam Desain
Pembelajaran
Journal of Educaon
Page | 4
Desain pembelajaran adalah
pengembangan pengajaran secara
sistematis yang menggunakan teori-teori
untuk menjamin kualitas pembelajaran.
Oleh karena itu, teori yang tepat harus
dipilih untuk digunakan dalam desain
pembelajaran, atau dengan kata lain,
desain pembelajaran harus
dikembangkan sesuai dengan teori yang
digunakan. Sebelum membuat desain
pembelajaran, penting untuk
menentukan dasar teori yang digunakan.
Setelah teori tersebut ditentukan, model
desain pembelajaran yang akan
digunakan dipilih. Gustafson dan Branch
(2002) membagi model desain sistem
pembelajaran menjadi tiga kategori:
1. Model yang difokuskan pada ruang
kelas adalah model yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan guru dan siswa
untuk aktivitas pembelajaran yang
efektif, produktif, dan menarik. Model
yang diorientasikan pada produk adalah
2. Model yang berfokus pada produk
sehingga hasilnya adalah produk.
3. Model yang diorientasikan pada
sistem adalah model yang digunakan
untuk membangun sistem dalam skala
besar, seperti keseluruhan kurikulum
atau mata pelajaran (Pribadi, 2009).
Salah satu elemen penting dalam
keberhasilan pembelajaran di kelas
adalah teori pembelajaran. Keberhasilan
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari
kemampuan guru untuk membuat teori
lebih sistematis untuk mencapai tujuan
belajar. Untuk membuat desain
pembelajaran yang akan digunakan, teori
belajar digunakan sebagai dasar. Proses
pembelajaran diatur oleh desain
pembelajaran. Kerangka konseptual
yang dikenal sebagai desain
pembelajaran yang dipilih melukiskan
cara-cara sistematis dan organisasi
pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Dengan memilih teori
belajar yang tepat untuk desain, desain
pembelajaran tersebut akan
menghasilkan pengalaman belajar yang
bermanfaat dan komunikatif yang
diwarnai dengan interaksi komunikatif
antara guru dan siswa. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa pemilihan
teori belajar yang tepat adalah bagian
penting dari mendesain pembelajaran.
Dengan kata lain, desain pembelajaran
dibuat berdasarkan teori belajar yang
dianut.
D. Teori Pembelajaran dan
Penerapannya dalam Pembelajaran
1. Teori Belajar Behavioristik
Page | 5
Volume X Nomor X Januari 2024
E-ISSN: 0000-0000 | P-ISSN: 0000-0000
https://jurnaledu.com/index.php/je
Ada dua konsep utama yang
digunakan dalam teori behavioristik
yaitu stimulus dan respon. Stimulus
adalah suatu perubahan dari lingkungan
eksternal yang menjadi tanda untuk
mengaktifkan organisme beraksi atau
berbuat. Respon adalah sembarang
tingkah laku yang dimunculkan karena
adanya perangsang. Seseorang dianggap
telah berhasil dalam belajar jika dia
mampu menunjukkan perubahan dalam
tingkah lakunya. Oleh sebab itu apa saja
yang diberikan oleh pendidik dan apa
saja yang dihasilkan oleh peserta didik
berupa respon semuanya harus dapat
diamati dan dapat diukur. Tokoh-tokoh
behavioristik di antaranya adalah
Edward Lee Thorndike, Ivan Petrovich
Pavlov, Edwin Guthrie, Burrhus Frederic
Skinner, Robert Gagne, Albert Bandura,
Watson, Clark Hull.
Secara umum prinsip teori
behavioristik menyatakan bahwa belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku.
Penerapan Teori ini dalam pembelajaran
penekanannya pada aktivitas atau
mimetic, guru dalam pembelajaran teori
behavioristik adalah pusat kegiatan atau
teaching oriented dan peserta didik
dianggap sebagai subjek belajar. Melalui
strategi pembelajaran ekspositori yang
dapat dilakukan melalui metode belajar,
ceramah demonstrasi dan lain - lain.
Dalam menerapkan teori
pembelajaran behavioristik ada beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan
sehingga tenaga pendidik dapat
mendeteksi atau menyimpulkan apakah
proses pembelajaran yang telah
dilakukan berhasil atau tidak yaitu:
Tenaga pendidik hendaknya paham
tentang jenis stimulus apa yang tepat
untuk diberikan kepada peserta didik;
jenis respon apa yang akan muncul pada
diri peserta didik; Mengetahui apakah
respon yang ditunjukkan siswa atau
peserta didik benar-benar apa yang
diharapkan maka tenaga pendidik harus
mampu:
a) menetapkan bahwa respon itu dapat
diamati,
b) dapat pula diukur,
c) dapat dinyatakan secara eksplisit atau
jelas kebermaknaannya,
d) hadiah perlu diberikan agar respon
setia dalam ingatan peserta didik.
(Anwar, 2017)
Kelemahan dari teori
behavioristic sekaligus menjadi kritik
terhadap teori ini adalah seringkali atau
kurang mampu memberikan penjelasan
Journal of Educaon
Page | 6
terhadap situasi belajar yang kompleks;
tidak mampu menjelaskan alasan-alasan
yang memecahkan hubungan dan
penyebab penyimpangan antara stimulus
yang diberikan dengan responnya. Selain
itu teori behavioristik cenderung hanya
mengarahkan siswa untuk berfikir linier
konvergen tidak kreatif dan tidak
produktif.
2. Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif berbeda
dengan teori belajar behavioristik teori
kognitif lebih mementingkan proses
belajar daripada hasil belajarnya. Para
Penganut aliran ini mengatakan bahwa
belajar tidak hanya sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon.
Beberapa tokoh yang berperan dalam
menyumbangkan pemikirannya dalam
teori kognitif diantaranya Jean Piaget,
Lev Vygotsky, Albert Bandura, Jerome
Bruner dan Ausubel.
Pembelajaran yang berpijak pada
pandangan kognitif kegiatan
pembelajarannya lebih berorientasi pada
peserta didik atau student oriented.
Proses pembelajaran kognitif
memperhatikan prinsip pembelajaran
interaktif, holistic, integrative, saintifik,
kontekstual, tematik, efektif dan
berpusat pada peserta didik. Metode
pembelajaran yang bisa diterapkan
seperti metode diskusi metode problem
solving metode tugas dan resitasi.
Kekurangan atau kelemahan dan
sekaligus kritik terhadap teori
pembelajaran kognitif adalah
menganggap semua peserta didik itu
mempunyai kemampuan daya ingat yang
sama dan tidak dibedabedakan, peserta
didik tidak akan mengerti sepenuhnya
materi yang diberikan, dalam sekolah
kejuruan jika hanya menggunakan
metode pembelajaran kognitif maka
peserta didik akan kesulitan dalam
praktek kegiatan atau materi.
KESIMPULAN
1. Desain pembelajaran adalah proses
sistematis yang dilakukan sebelum
kegiatan atau implementasi, yang
mencakup analisis lingkungan siswa,
membuat prosedur pembelajaran efektif,
membuat bahan untuk kegiatan
pembelajaran, melaksanakan desain
pembelajaran, dan melakukan penilaian
formatif dan menyeluruh program
pembelajaran.
2. Teori pembelajaran yang digunakan
dalam desain pembelajaran harus dipilih
dengan cara yang tepat, sehingga desain
pembelajaran dapat menghasilkan
Page | 7
Volume X Nomor X Januari 2024
E-ISSN: 0000-0000 | P-ISSN: 0000-0000
https://jurnaledu.com/index.php/je
pengalaman belajar yang bermanfaat dan
komunikatif.
3. Dua teori pembelajaran yang berbeda
adalah teori belajar kognitif dan teori
behavioristik. Teori behavioristik
melihat belajar sebagai perubahan
tingkah laku, sementara teori kognitif
lebih fokus pada proses belajar daripada
hasil belajar.
4. Pendekatan pembelajaran kognitif
membuat pembelajaran lebih berfokus
pada peserta didik dan memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran interaktif,
holistik, integratif, saintifik, kontekstual,
tematik, efektif, dan berpusat pada
peserta didik.
5. Kekurangan atau kelemahan dari teori
pembelajaran kognitif adalah bahwa
peserta didik tidak akan memahami
semua materi yang diajarkan karena
kemampuan ingat mereka yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem
Pembelajaran dalam Konteks
Kurikulum 2013. Bandung: Refika
Aditama.
Aisyah, dkk. (2010). Pembelajaran
Terpadu. Jakarta:UT
Amri, Sofan. (2013). Pengembangan &
Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Arends, R. I. (2015). Learning to teach
(10th ed). New York: McGraw-Hill
International Edition.
Dimyati, Johni. (2016). Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: Prenada Media Group.
Ertikanto, C. (2016). Teori Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Media
Akademi.
Joyce, Bruce., and Marsha Well. (1992).
Model of Teaching. USA: Allyn and
Bacon.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Subini, N. (2012). Psikologi
Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari
Pustaka.
Punjabi Setyosari. (2020). Desain
Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.