Page | 1
Volume 1 Nomor 027 Februari 2024
E-ISSN: 0000-0000 | P-ISSN: 0000-0000
https://jurnaledu.com/index.php/je
Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
Ditinjau dari PPDB, MPLS, dan Proses Pembelajaran
Padmi Rohmatul Illahi, S.Pd (23861037). Dosen: Prof. Dr. Uman Suherman, AS., M.Pd
Pascasarjana Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut
padmi71088@gmail.com
ABSTRACT
The research aims to investigate the influence of a joyful transition from Early Childhood
Education (PAUD) to Elementary School (SD), as examined through the aspects of New Student
Admission (PPDB), Introduction to School (MPLS), and the Learning Process, on students'
positive learning experiences. The research methodology employs a literature review approach,
involving the collection of references on the pleasant transition from PAUD to SD, focusing on
PPDB, MPLS, and the learning process, to extract the common thread and derive the essence of
the topic. A delightful transition from Early Childhood Education to Elementary School can have
a positive impact on students' learning experiences. Some implications of this joyful transition
include high student learning motivation, increased adaptability, positive peer relationships,
enhanced parental involvement, high student self-confidence, reduced stress and anxiety levels,
heightened student interest in the learning process, and a good understanding of students
regarding expectations and challenges.
Key words: Early Childhood Education to Elementary School Transition, New Student Admission
(PPDB), Introduction to School (MPLS), Learning Process.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari transisi PAUD ke SD yang
menyenangkan: ditinjau dari PPDB, MPLS, dan Proses Pembelajaran, terhadap pengalaman
belajar yang positif pada siswa. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka,
yaitu mengumpulkan referensi tentang transisi PAUD ke SD yang menyenangkan: ditinjau dari
PPDB, MPLS, dan proses pembelajaran untuk ditarik benang merahnya agar mendapatkan
intisarinya. Transisi yang menyenangkan dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah
Dasar (SD) dapat memberikan dampak positif pada pengalaman belajar siswa. Beberapa implikasi
dari transisi PAUD ke SD yang menyenangkan adalah: motivasi belajar siswa tinggi, adaptabilitas
yang lebih tinggi, pertemanan antar siswa yang positif, keterlibatan orang tua yang meningkat,
rasa percaya diri siswa yang tinggi, kurangnya stress dan kecemasan pada diri siswa, peningkatan
minat siswa pada proses pembelajaran, pemahaman siswa yang baik tentang harapan dan
tantangan.
Kata kunci : Transisi PAUD-SD, PPDB, MPLS, Proses Pembelajaran.
Journal of Educaon
Page | 2
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
memegang peran krusial dalam membentuk
dasar perkembangan anak sebelum adanya
transisi ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, seperti Sekolah Dasar (SD). Proses
transisi ini tidak hanya mencakup pergantian
fisik dari lingkungan PAUD ke SD, tetapi
juga melibatkan aspek sosial, emosional, dan
akademis anak-anak. Oleh karena itu,
penting bagi pendidikan untuk memberikan
pengalaman transisi yang menyenangkan
dan positif guna mendukung adaptasi serta
perkembangan holistik anak.
Pentingnya memahami dan
merancang upaya penerapan transisi yang
menyenangkan dari PAUD ke SD menjadi
semakin nyata, terutama dengan melihat tiga
aspek penting, yaitu Proses Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB), Kegiatan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS),
dan Proses Pembelajaran di awal masa
sekolah. Proses PPDB yang ramah anak,
MPLS yang menyenangkan, dan pendekatan
pembelajaran yang stimulatif dapat berperan
sebagai fondasi utama dalam membentuk
sikap positif anak terhadap sekolah dan
pembelajaran.
Dalam konteks ini, permasalahan
yang muncul adalah sejauh mana upaya-
upaya tersebut telah diimplementasikan di
berbagai lembaga PAUD dan SD, serta
sejauh mana efektivitasnya dalam
menciptakan transisi yang menyenangkan
bagi anak-anak. Melalui pemahaman
mendalam terhadap kualitas dan keselarasan
ketiga aspek tersebut, diharapkan dapat
diidentifikasi berbagai strategi dan
rekomendasi untuk meningkatkan kualitas
transisi dari PAUD ke SD.
Kajian terhadap fenomena ini
menjadi semakin relevan mengingat anak-
anak dihadapkan pada tuntutan pendidikan
yang semakin kompetitif. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan kontribusi
pemikiran dan solusi konkrit dalam rangka
meningkatkan kualitas transisi anak-anak
dari PAUD ke SD. Dengan melibatkan tiga
aspek utama yaitu PPDB, MPLS, dan Proses
Pembelajaran. Penelitian ini akan membahas
peran masing-masing aspek tersebut dalam
menciptakan pengalaman transisi yang
menyenangkan dan efektif.
Dengan demikian, penelitian ini
tidak hanya memberikan gambaran luas
tentang konteks transisi dari PAUD ke SD,
tetapi juga menggali secara spesifik tentang
strategi yang dapat diterapkan di setiap tahap
proses transisi tersebut. Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan rekomendasi
kepada lembaga pendidikan, pemerintah,
dan stakeholder terkait untuk meningkatkan
kualitas transisi PAUD ke SD, menciptakan
pengalaman belajar yang positif, dan
menyiapkan dasar yang kuat bagi
perkembangan selanjutnya di tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
Page | 3
Volume 1 Nomor 027 Februari 2024
E-ISSN: 0000-0000 | P-ISSN: 0000-0000
https://jurnaledu.com/index.php/je
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi pustaka, yaitu
mengumpulkan referensi tentang transisi
PAUD ke SD yang menyenangkan: ditinjau
dari PPDB, MPLS, dan proses pembelajaran
untuk ditarik benang merahnya agar
mendapatkan intisarinya.
Pengumpulan data dilakukan
dengan cara mencari dari sumber fisik
berupa buku maupun jurnal yang dicetak,
maupun sumber online, yaitu dari sumber
internet yang dapat diakses dengan bebas.
Data yang dikumpulkan berupa kualitatif,
yaitu pernyataan kalimat maupun hasil
penelitian yang ditulis oleh pengarang untuk
dijadikan data penelitian tentang transisi
PAUD ke SD yang menyenangkan: ditinjau
dari PPDB, MPLS, dan proses
pembelajaran.
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reduksi data, display
data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono,
2015). Reduksi data yaitu memilah-milah
data yang penting untuk lanjut dianalisis ke
tahap display data. Selanjutnya data
disajikan dalam bentuk uraian singkat,
selanjutnya dilakukan penarikan
kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adanya program transisi PAUD-SD
ini merupakan bentuk penyelerasan
pembelajaran PAUD-SD yang mempunyai
tujuan supaya peserta didik PAUD tidak
perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian
ketika berpindah menjadi peserta didik SD;
sedangkan peserta didik SD yang tidak
pernah mengikuti PAUD tetap mendapatkan
hak pembinaan kemampuan fondasi.
(Anggriani, dkk. 2022). Perubahan yang
diinginkan dari program transisi PAUD ke
SD yang menyenangkan ini, menurut
Kemendikbudristek dalam Merdeka
Belajar Episode yang ke-24 yaitu Sekolah
Dasar tidak melakukan tes calistung
sebagai dasar penerimaan peserta didik
baru yang berasal dari satuan PAUD maupun
peserta didik yang belum pernah mengikuti
PAUD. Selayaknya Sekolah Dasar membina
kemampuan literasi dan numerasi anak yang
lebih luas dari kemampuan calistung, dan
membangun kemampuan fondasi peserta
didik. (Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun
2010 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2021).
Masa perkenalan selama periode
dua minggu pertama, satuan pendidikan
dapat merancang kegiatan pembelajaran:
Pelaksanaan perkenalan peserta didik dan
orang tua dengan lingkungan belajar yang
baru selama maksimal 3 hari. (Peraturan
Menteri No. 18 Tahun 2016). Guru
melakukan asesmen awal kepada peserta
didik baru sebagai bentuk perkenalan
sekolah. Menerapkan pembelajaran yang
membangun enam kemampuan fondasi
anak. Untuk itu guru PAUD dan SD harus
mampu:1) Memberikan pengalaman
Journal of Educaon
Page | 4
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
pada peserta didik dan membangun
kemampuan fondasi pada kegiatan, 2)
Melaksanakan pembelajaran melalui
kegiatan asesmen di kelas dengan
menggunakan teknik yang menguatkan
sikap belajar positif, 3) Menyusun
informasi tentang perkembangan peserta
didik/anak yang diketahui oleh orangtua
dan/ wali peserta didik.
Selain itu, Guru juga menjadi
peserta dalam kegiatan masa perkenalan ini,
dimana guru ikut memperkenalkan dirinya
sesuai dengan peran yang dimiliki. Sebab
guru merupakan faktor penting dalam
pendidikan anak karena guru mempunyai
peranan dalam proses pembelajaran yang
merupakan inti dari pendidikan secara
keseluruhan (Rohmawati, 2015). Menurut
Fegueira yang dikutip oleh Mavianti dkk.,
(2021) kegiatan pengenalan lingkungan
sekolah dilaksanakan dengan kegiatan yang
positif, edukatif, inovatif dan yang tidak
kalah penting adalah menyenangkan bagi
siswa baru berdasarkan konsep dari
pembelajaran di sekolah. Sehingga Anak
diberikan kesempatan dalam mengenali
lingkungan barunya.
Keberhasilan pendidikan
bergantung banyak pada bagaimana anak
menerima pembelajaran, anak akan
mengembangkan kemampuan potensinya
dan mengetahui cara menggunakannya,
mengembangkan dan menguasai
emosionalnya sehingga anak mampu
berinteraksi dan bekerjasama dengan teman-
temannya atau orang lain disekitar mereka
(Sukatin, 2021). Musbikin menjelaskan
tujuan pendidikan anak usia dini yaitu
membimbing anak dalam mengembangkan
potensinya, mengawasi perilaku anak,
memberikan pengalaman yang
menyenangkan, membangun kemampuan
fondasi anak dan mengembangkan
kecerdasan spiritual, intelektual, emosional,
dan sosial peserta didik pada masa emas
pertumbuhannya dalam lingkungan bermain
yang edukatif dan menyenangkan
(Wulansuci, 2021). Menurut Copple dan
Bredekamp kemampuan fondasi dapat
membentuk fondasi pembelajaran di
kemudian hari, fondasi tersebut dapat
dikembangkan melalui ranah kognitif,
bahasa (linguistik), sosial, emosional dan
fisik (Kostelnik dkk. 2017).
Berdasar pada pendapat beberapa
ahli diatas, dapat dikatakan bahwa
transisi yang menyenangkan dari
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke
Sekolah Dasar (SD) dapat memberikan
dampak positif pada pengalaman belajar
siswa. Berikut adalah beberapa implikasi
positif dari transisi yang menyenangkan:
1. Motivasi Belajar Tinggi:
Dengan menyenangkan dan
positifnya pengalaman transisi,
siswa mungkin merasa lebih
termotivasi untuk belajar di
lingkungan baru.
Page | 5
Volume 1 Nomor 027 Februari 2024
E-ISSN: 0000-0000 | P-ISSN: 0000-0000
https://jurnaledu.com/index.php/je
Rasa kegembiraan dan
ekspektasi positif dapat
membantu meningkatkan
motivasi intrinsik siswa terhadap
pendidikan.
2. Adaptabilitas yang Lebih Baik:
Transisi yang menyenangkan
dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan
adaptabilitas yang baik. Mereka
lebih mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan,
guru, dan teman sebaya.
Kemampuan adaptasi ini dapat
berguna dalam menghadapi
tantangan dan perubahan di masa
mendatang.
3. Pertemanan yang Positif:
Proses transisi yang
menyenangkan dapat
menciptakan peluang untuk
membentuk pertemanan yang
positif antara siswa.
Lingkungan sosial yang
mendukung dan persahabatan
yang baik dapat menjadi faktor
penting dalam menciptakan
pengalaman belajar yang positif.
4. Keterlibatan Orang Tua yang
Meningkat:
Orang tua mungkin lebih terlibat
dalam mendukung anak selama
transisi yang menyenangkan.
Mereka dapat berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan
orientasi, pertemuan dengan
guru, dan mendukung anak di
rumah.
Keterlibatan orang tua yang
meningkat dapat menciptakan
lingkungan pendidikan yang
holistik.
5. Rasa Percaya Diri yang Tinggi:
Transisi yang menyenangkan
dapat memberikan dampak
positif pada rasa percaya diri
siswa. Mereka mungkin merasa
lebih siap untuk menghadapi
tantangan baru di SD.
Kesuksesan awal selama transisi
dapat membangun kepercayaan
diri siswa terhadap kemampuan
mereka.
6. Kurangnya Stres dan Kecemasan:
Pengalaman transisi yang positif
dapat membantu mengurangi
tingkat stres dan kecemasan yang
mungkin dialami oleh siswa.
Lingkungan yang ramah dan
mendukung dapat menciptakan
suasana belajar yang lebih rileks
dan positif.
7. Peningkatan Minat terhadap
Pembelajaran:
Journal of Educaon
Page | 6
Dengan memastikan bahwa
transisi menyenangkan, siswa
lebih mungkin untuk memiliki
minat yang tinggi terhadap
pembelajaran di SD.
Pembelajaran yang dianggap
menyenangkan dan menarik
dapat merangsang rasa ingin tahu
siswa dan memotivasi mereka
untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
8. Pemahaman yang Baik tentang
Harapan dan Tantangan:
Proses transisi yang disertai
dengan informasi yang jelas dan
dukungan dapat membantu siswa
memahami harapan dan
tantangan yang mungkin mereka
hadapi di SD.
Pemahaman ini dapat membantu
mereka bersiap secara mental
dan emosional.
Dengan memperhatikan aspek-
aspek positif ini selama transisi PAUD
ke SD, pendidik dan orang tua dapat
berperan dalam menciptakan
pengalaman belajar yang positif,
mendukung perkembangan siswa, dan
membantu mereka meraih kesuksesan di
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
KESIMPULAN
Penelitian ini membahas
pentingnya menciptakan transisi yang
menyenangkan dari Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar
(SD) dengan mempertimbangkan Proses
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB),
kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS), dan proses
pembelajaran. Dalam konteks ini,
ditemukan bahwa pengalaman transisi
yang positif dapat meningkatkan
motivasi, adaptabilitas, dan rasa percaya
diri siswa. Faktor-faktor seperti
partisipasi orang tua, lingkungan sosial
yang positif, dan penekanan pada
pembelajaran yang menarik memainkan
peran kunci dalam menciptakan transisi
yang menyenangkan. Kesimpulan ini
menunjukkan bahwa pendekatan holistik
terhadap transisi PAUD ke SD dapat
memberikan dampak positif terhadap
pengalaman belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,
1996), hal 568.
Mavianti, M., Setiawan, H. R., &
Hutagalung, F. (2021). Implementasi
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(Mpls) Bagi Siswa Baru Sekolah Dasar
Di Era New Normal. Seminar Nasional
Teknologi Edukasi Sosial Dan
Humaniora, 1(1), 393397.
Page | 7
Volume 1 Nomor 027 Februari 2024
E-ISSN: 0000-0000 | P-ISSN: 0000-0000
https://jurnaledu.com/index.php/je
https://jurnal.ceredindonesia.or.id/index.
php/sintesa/article/view/334
Musfita, R. (2019). Transisi Paud Ke
Jenjang Sd: Ditinjau Dari Muatan
Kurikulum Dalam Memfasilitasi Proses
Kesiapan Belajar Bersekolah. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan FKIP,
2(1), 412420.
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psn
p/article/view/5639
Nurhayati, S., & Rakhman, A. (2017).
Studi kompetensi guru PAUD dalam
melakukan asesmen pembelajaran dan
perkembangan anak usia dini di kota
Cimahi. Jurnal Pendidikan Anak, 6(2),
109120.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/a
rticle/view/17699
Pendapat Para Pakar, “Definisi Transisi
dalam
http://www.definisimenurutparaahli.co
m, diakses pada Januari 2024.
Wijaya Intan Prastihastari. 2005.
Penerapan Transisi PAUD-SD yang
Menyenangkan: Ditinjau Dari Aspek
Psikologis Anak. Universitas Nusantara
PGRI Kediri.
Website:
https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.
php/semdikjar/article/view/4012/2818
Wulandari, H., & Fachrani, P. D. (2023).
Analisis Perspektif Orang Tua Terhadap
Anak Mahir Calistung Sebagai
Persiapan Transisi PAUD. Jurnal Pelita
PAUD, 7(2), 423432.
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/pelita
paud/article/view/2996
Wulansuci, G. (2021). Stres Akademik
Anak Usia Dini: Pembelajaran
CALISTUNG vs. Tuntutan Kinerja
Guru. Golden Age: Jurnal Ilmiah
Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 6(2),
7986.